Namun Kau Tidak


Bunda, ingatkah engkau saat ayah bercerita deritamu, saat proses melahirkanku?
Lalu tangis kelahirkanku memecah keheningan malam itu
Kukira kisah ayah akan berlanjut dengan cerita tangisanmu
Namun kau tidak.

Bunda, ingatkah engkau saat kupecahkan vas bunga kesukaanmu?
Kukira kau akan membenciku…
Namun kau tidak.

Bunda, ingatkah engkau saat kutumpahkan opor yang kau masak sejak malam?
Kukira kau akan menghardikku…
Namun kau tidak.

Bunda, ingatkah engkau saat ku tak kunjung mahir belajar berenang?
Dan aku nyaris menyerah
Kukira kau akan menyerah juga…
Namun kau tidak.

Bunda, ingatkah engkau saat kubuat bunda menangis dengan perkataanku?
Kukira kau akan terus mendiamkanku
akan dendam padaku…
Namun kau tidak.

Bunda, ingatkah engkau saat bunda tidak setuju dengan calon pasangan hidupku?
Dan kau menangis saat ku memaksa restumu
Kukira kau akan pergi dari pernikahan kami…
Namun kau tidak.

Bunda, ingatkah engkau aku jadi lebih sibuk dengan keluargaku?
Kadang kulupa mengunjungimu
Kukira kau akan berhenti mendoakanku…
Namun kau tidak.

Betapa banyak hal yang kau perbuat untukku
Bahagiakanku, Mencintaiku, Selalu Ada untukku
Betapa banyak maaf dan terima kasih ingin kuungkapkan padamu
Nanti
Saat kau terbangun dari ventilator yang terpasang di wajah mu
Ku yakin bunda akan Kembali…


Tapi kau tidak

 

 

*Puisi ini bercerita tentang seorang anak yang menyesal karena belum sempat berbuat banyak untuk ibunya. Ibu dan anak ini terpisahkan oleh bencana pandemik Covid19
**diadaptasi dari puisi karya Merrill Glass
https://www.chinasmack.com/but-you-didnt-poem-translated-illustrated-by-chinese-netizen


Leave a Reply